Jakarta,-
Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di lndonesia kembali mendapat dukungan lembaga internasional, AIDS Healthcare Foundation (AHF), setelah mendapatkan persetujuan prinsip dan operasional dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Ketebalan Rl.
Hal tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Kesehatan Rl dan AHF di Jakarta (1/9). Sekaligus menandai dimulainya program AHF di Indonesia. Dukungan AHP pada tahap pertama akan berlangsung hingga tahun 2019.
Meliputi sejumlah program prioritas di antaranya peningkatan akses layanan HIV/AIDS seperti tes HIV dan pengobatannya oleh kelompok-kelompok masyarakat. Selain itu, AHP Indonesia juga akan memprioritaskan penyediaan layanan HIV/AIDS yang berkualitas dan terjangkau oleh msyarakat luas.
Riki Febrian, Country Program Manager AHF Indonesia menjelaskan bahwa pada tahap awal pihaknya akan bermitra dengan 4 layanan kesehatan. yaitu RS Saint Carolus Jakarta, RSUD Kab. Indramayu, RSUD Bayu Asih Kab.Purwakarta dan layanan kesehatan di Kab. Pangandaran. Keempat layanan kesehatan ini mendapat dukungan untuk memperkuat layanan pengobatan ARV (antiretroviral) bagi orang dengan HIV/AIDS.
Selain dengan pemerintah dan rumah sakit AHF juga bekerjasama dengan 5 LSM yaitu PKBI DKI Jakarta, Yayasan LAYAK Jakarta, Yayasan Mata Hati Pangandaran, Yayasan RESIK Purwakarta. dan Perkumpulan Setia Indonesia Indramayu.
Lebih jauh, Riki Febrian mengungkapkan, AHF Indonesia menyiapkan anggaran selasar Rp 31.8 milyar untuk 3 tahun pertama. Dukungan ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengendalikan epidemi HIV/AIDS sehingga program lebih tepat sasaran.
Seperti diketahui Kementerian Kesehatan Rl melaporkan HIV/AIDS telah tersebar di 407 kabupaten/ kota di seluruh provinsi di Indonesia. Secara kumulatif sejak 1987 hingga Maret 2016 terdapat 198.219 kasus HIV dan 78.292 kasus AIDS di lndonesia. Persentase faktor risiko AIDS tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual hingga mencapai 66 %. Persentase kasus AIDS tertinggi (31,5 %) dilaporkan terjadi pada kelompok usia 20-29 tahun.
Data Kemenkes RI juga menyebutkan sejak pertama kali dilaporkan tahun 1987 hingga Maret 2016. jumlah infeksi HIV tertinggi terjadi di DKI lakarta (40.500), Jawa Timur (26.052), Jawa Barat (18.727), dan Jawa Tengah (13.547). Sedangkan jumlah kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari Jawa Timur (14.499), Papua (13.335), DKI Jakarta (8.105), Bali (5.934). Jawa Tengah (5.049), dan Jawa Barat (4.919).
(mdtj; foto ist