Saiful Bahri Sang Maestro Musik Tiga Dara
…Timeless, and it is still beautiful to date…

by -

Jakarta,-

Kepopuleran film Tiga Dara (1956) tak bisa lepas dari salah satu elemen paling pentingnya, yaitu musik. Dan FilmTiga Dara adalah film musikal, di mana kekuatan film ini salah satunya ada pada musik dan lagu yang ada di sepanjang film tersebut.

Musik dalam film Tiga Dara ini juga menjadi salah satu pendorong Yoki P. Soufyan dan rekan-rekan di SA Films yang menggagas restorasi film Tiga Dara. Oleh karensnya, tidak dipungkiri bahwa musik menjadi elemen penting kesuksesan film Tiga Dara.

“Tantangan buat kami, waktu mulai merestorasi ini adalah bagaimana mengenalkan kembali Saiful Bahri dan musik serta lagu-lagu yang dia gubah untuk penonton masa sekarang. Ternyata setelah diaransir ulang, hasilnya membuat kami semua terharu. Saiful Bahri’s music is timeless, and it is still beautiful to date, “ungkap Yoki.

Musik di film sejatinya berperan membangun emosi penonton dan memperkuat plot cerita yang ada, memang diberi porsi dan perlakuan istimewa oleh penggubahnya, yaitu alm.Saiful Bahri. Bahkan kerja keras Saiful Bahri ini mendapat ganjaran Piala Citra di Festival Film Indonesia kedua di tahun 1960 untuk kategori Tata Musik Terbaik.

Begitupun perhatian terhadap musik dan lagu-lagu yang diciptakan oleh Saiful Bahri semakin mencuat saat film Tiga Dara dirilis ulang setelah direstorasi dalam format digital 4K, dan lagu-lagu di film ini diaransir ulang dalam album spesial “Aransemen Ulang Lagu-Lagu Asli Dalam Film Tiga Dara” yang dinyanyikan penyanyi-penyanyi muda masa kini.

Lantas siapakah Saiful Bahri sebenarnya?
Saiful Bahri lahir di Payakumbuh, Sumatera Barat, 19 September 1924. Setelah menempuh pendidikan setempat, dia merantau ke Jakarta. Bakat musiknya yang memang menonjol membuat Saiful menjadi kondukter Orkes Studio Jakarta dari tahun 1950 sampai 1960. Di sela-sela kesibukannya, Saiful Bahri sudah mulai membuat ilustrasi musik untuk film mulai tahun 1951.

Salah satu prestasi paling menonjol yang pernah ditorehkan Saiful Bahri adalah saat menggubah lirik lagu “Negaraku” di tahun 1957, yang kelak menjadi lagu kebangsaan Malaysia sampai sekarang. Malaysia menjadi rumah kedua Saiful Bahri, di mana dia menorehkan berbagai karya seni dalam musik dan lagu, sehingga menjadi musisi legendaris yang juga dianggap sebagai pahlawan seni Malaysia.

Meskipun begitu, Saiful Bahri juga tetap berkarya sebagai composer dan illustrator musik film Indonesia, sampai di akhir hayatnya, ketika sedang menggubah ilustrasi musik film Wulan Di Sarang Penyamun (1976) di Tokyo, di mana dia menghembuskan nafas terakhirnya tanggal 5 Desember 1976. Dan Aden Bahri, putra bungsu Saiful Bahri, mengaku bangga dengan pencapaian hasil kerja keras ayahnya.

“Film Tiga Dara ini saya tonton pertama kali waktu film ini ditayangkan di TVRI, di program Film Cerita Akhir Pekan tiap Sabtu malam. Meskipun saya tidak menonton di bioskop, tetapi saya tahu betul dari cerita saudara-saudara kami, bahwa film ini sukses sekali waktu beredar pertama kali di bioskop, dan memang ini termasuk karya ayah saya yang paling sukses,” ujar Aden.

Menanggapi hasil album spesial “Aransemen Ulang Lagu-Lagu Asli Dalam Film Tiga Dara” yang dirilis oleh penyanyi-penyanyi muda masa sekarang, Aden menambahkan, “Hasilnya luar biasa. Elemen asli musiknya dipertahankan, tapi masih enak didengar. Saya yakin ayah pasti bangga dengan kerja keras mereka ini.”

(moel/mdtj;foto ist

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.