Jakarta,-
Setiap tahun, konsultan penilai merek dan strategi terkemuka, Brand Finance menguji ribuan merek dagang terbaik di dunia untuk mencari merek terkuat dan paling bernilai lewat Brand Finance’s Top 100 Indonesian Brands.
Inilah 6 Top dari 100 Indonesia Brands 2016, Telkom Indonesia mempertahankan predikat ‘Merek Paling Bernilai’ di Indonesia, meski mengalami penurunan nilai sebesar 7 persen. Sementara bermodalkan 4 brand bersetifikasi AAA di jajaran 10 besar, BCA dan BANK Mandiri menjadi brand dengan rating AAA terkuat di Indonesia.
Sedangkan Garuda kembali masuk jajaran 10 besar dengan nilai brand sebesar US$632 juta. Disamping pendatang baru, Blue Bird dan penyedia layanan kesehatan, Mitra Keluarga masuk ke jajaran 50 besar untuk pertama kalinya.
Menyoal nilai merek, Telkom Indonesia berada di puncak daftar tersebut. Telkom mampu mempertahankan dominasinya di daftar Brand Finance Indonesia Top 100. Meskipun nilai mereknya turun hingga 7 persen, kekuatan merek naik dari AA+ ke AAA, mengindikasikan bahwa Telkom mampu memanfaatkan mereknya untuk menghasilkan daya kembali yang lebih tinggi kedepannya.
“Telkom Indonesia mampu mengeruk keuntungan dari pertumbuhan penggunaan telepon seluler dan harus bisa memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan penetrasi ke sektor smartphone. Konsumer di Indonesi adalah salah satu yang paling mengerti dalam hal merangkul perubahan teknologi. Dengan pertumbuhan di sektor populasi muda dan peningkatan pendapatan siap belanja, aktivitas pembentukan merek akan menjadi kunci bagi perusahaan-perusahaan untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar lagi” ucap Alfredo Chandra, Direktur dari Brand Finance Asia Pacific.
Sementara empat bank terbesar di Indonesia tampil lebih baik dalam beberapa tahun terakhir dan di 2016. Bank Mandiri berada di posisi keempat, BRI kelima, BCA keenam dan BNI kedelapan. Jumlah keseluruhan nilai dari keempat bank indonesia tersebut naik 36 persen ke angka USD 5.38 milyar. Lebih lanjut, kekuatan merek yang dimiliki keempat bank ini meningkat setidaknya satu tingkat, dalam hal ini, BCA dan Bank Mandiri menjadi yang terkuat dengan rating AAA.
Diketahui 20 persen jajaran 100 besar dikuasai oleh para perusahaan finansial. Sejalan dengan perkembangan Indonesia, kami melihat adanya konsolidasi di sektor bank, jadi akan menjadi menarik melihat brand mana yang bertahan. Bank yang juga terjun ke dunia digital dan tetap relevan akan menjadi pemenangnya, tambah Alfredo.
Sedangkan Samir Dixit, Managing Director dari Brand Finance Asia Pacific berpandangan bahwa selagi brand-brand di Indonesia tumbuh, baik di sektor kekuatan merek dan nilainya, jajaran 10 besar tetap menjadi miliki empat bank dan empat brand rokok.
“Kami ingin melihat lebih jauh lagi campuran perbedaan di atas, yang mana berarti brand lain harus segera fokus kepada nilai dan kekuatan brand mereka sendiri,”ujar Samir.
Namun sayangnya belum melihat tidak ada brand yang bisa masuk ke jajaran 500 besar dunia di tahun 2016 ini. Hal ini menunjukkan bahwa brand Indonesia masih kurang kompetitif secara regional dan global, lanjutnya.
Samir Dixit juga menantang perusahaan-perusahaan Indonesia untuk lebih fokus ke brand mereka daripada ke penjualan dengan menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia harus mengedepankan brand sebagai agenda strategis untuk manajemen senior dan memperlakukannya seperti sebuah aset, bukan hanya sebagai merek dagang yang legal.
Selengkapnya 100 Indonesia’s Most Valuable Brands, yaitu Telkom Indonesia, Sampoerna, Gudang Garam, Bank Mandiri, BCA, U Mild, BNI, Dji Sam Soe, Garuda Indonesia, Indosat Ooredoo, XL, Indomie, Bank Danamon, Gas Negara, Semen Indonesia, CIMB Niaga, Astra International, MNC, Indocement, Pembangunan Perumahan, Panin Bank, Roma dan BTPN.
Berikutnya Blue Bird, Matahari, Sinar Mas Multiartha, Gajah Tunggal, Beng-Beng, Maybank Indonesia, Bimoli, Bank BTN, Indofood, Bank Permata, Kopiko, Adira Finance, Jasa Marga, Multipolar, Kalbe Farma, Indomilk, Mitra Keluarga, Alfa Mart, MNC Sky, SCTV, Smart, BJB, Barito Pacific, Bir Bintang, Bank Mega dan Bumi Resources.
Seterusnya Bank Bukopin, Mayora, United Tractors, Sarimi, Supermie, Ramayana, Medco Energi, First Media, Bank Jatim, WIKA BETON, Indah Kiat, Indomobil, Tower Bersama, BFI, Simas, Smartfren, Charoen Pokphand, Energi Mega Persada, Better, Siloam Hospital, LinkNet, Intermedia Capit, AKR Corporindo serta Tempo ScanPacific.
Kemudian BB, Kis, Japfa, Torabika, Panin Financial, Electronic City, Global TV, Dharma Satya Nus, Elang Mahkota Teknologi, Danisa, MAP Mitra Adiperkasa, Adaro Energy, Lippo Karawaci, Popmie, Bentoel Internasional, CSA, Sawit Sumbermas, Astra Agro Lestari, Salim Ivomas Pratama, Solusi Tunas Pra, Binakarya Jaya Abadi, Bisi International, Anabatic Technologies, MNC Investama, Berlian Laju Tanker dan terakhir Krakatau Steel.
(vie/gha; foto ist