Jakarta,-
Tahun 2015 lalu, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia mengadopsi dua gajah dari Ekosistem Leuser, Aras dan Eropa, sebagai maskot Uni Eropa yang melambangkan komitment Uni Eropa untuk keanekaragaman hayati, konservasi, dan gerakan melawan perubahan iklim.
Aras dari UPG diadopsi Delegasi Uni Eropa pada Juni 2015 dan Eropa pada Oktober 2015 dari CRU Tangkahan. Sebelumnya ibu Aras, Tanti juga telah diadopsi Uni Eropa. Sementara itu, CRU terus mendukung konservasi dan ekowisata berbasis masyarakat di Kawasan Ekosistem Lauser.
Pada pertengahan Juni, di Kedutaan Besar Perancis Jakarta, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia meluncurkan sebuah film dokumenter pendek tentang hutan dan gajah Indonesia serta menyoroti pentingnya perlindungan hutan dan gajah.
Film pendek dokumenter tersebut ” Save Our Forest Giants”, diproduksi oleh Nicholas Saputra dan Amanda Marahimin, dengan dukungan dari Uni Eropa. Dan pemutaran “Save Our Forest Giants” turut dibuka oleh DR. Ir. Tachrir Fathoni, Msc, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, H.E. Vincent Guerend mengatakan, “berkat kerjasama yang baik dengan Nicholas Saputra dan Timnya, kini kami memiliki cerita menyentuh yang diharapkan dapat mengispirasi banyak orang. Saya percaya jika kita semua berkerjasama, kita dapat melindungi mamalia besar ini, tujuan kami adalah untuk meningkatkan kesadaran. Oleh karena itu, jika anda suka film ini, anda dapat membantu dengan menyebarkannya kepada teman-teman anda”.
Dan sebelum peluncuran, Delegasi Uni Eropa mengadakan kampanye di media sosial dengan tagar #jaGajah, yang meliputi kuis dan kompetisi meme. Semua itu untuk mendorong anak muda mengekspresikan pendapat mereka dengan menggunakan kreativitas demi menduikung perlindungan gajah.
20 tahun terakhir Uni Eropa telah mendukung pemerintah Indonesia, melalui Program Pembangunan Leuser (1995 – 2004). Program ini mendukung konservasi jangka panjang ekosistem dan berhasil membentuk sebuah badan manajemen independen, Yayasan Leuser International.
Film pendek dokumenter ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong penelitian tentang Virus Herpes baru, EEHV. Virus ini dapat menyebabkan penyakit hemoragik berat pada gakah dan diduga menyebabkan tingkat kemantian tinggi pada gakah muda asia ( 1 – 8 tahun). Kematian ini dapat terjadi dalam waktu 1 – 2 hari dari tanda-tanda awal, sehingga diagnosis dini serta pengobatan sangat penting bagi kelangsungan hidup gajah.
Studi dan penelitian berkelanjutan merupakan jalan keluar yang baik untuk mengelola, mencegah, dan mengontrol penyebaran penyakit ini, demi menjamin keberlangsungan dan konsevasi gajah lebih lanjut dalam menyempurnakan perawatan yang efektif, serta pengembangan vaksin untuk mencegah EEHV sangat penting untuk masa depan.
(yayok/mdtj; foto yok