Jakarta,-
Melanjuti tingginya animo masyarakat terhadap Taro Rangers Camp 2015 dan antusiasme tayangan Aksi Tangguh Taro Rangers di RCTI, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, kembali menggelar Taro Rangers Camp 2016, pada 5-7 Mei, di Gunung Pancar, Sentul, Jawa Barat, dengan tema Membentuk Karakter Anak Indonesia, Tangguh, Cerdik dan Peduli.
Membentuk Karakter Anak Indonesia, menjadi hal yang sangat penting di era gadget ini, karena karakter anak harus dipersiapkan sejak dini. Dan aktifitas luar ruang yang berhubungan dengan alam menjadi salah satu cara membangun rasa percaya diri, kemandirian, rasa tanggungjawab, kreatifitas dan kemampuan bersosialisasi anak.
“Generasi muda Indonesia perlu dipersiapkan untuk menjadi pribadi yang tangguh, mampu berfikir cerdik, dan memiliki kepedulian sosialnya. Selain mampu membangun semangat win-win solution dalam berpendapat, berfikir terbuka, serta mampu menerima perbedaan dengan ke-bhinekaan yang kita miliki,” jelas Joko Mokogianta, CEO PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Kepedulian terhadap perkembangan karakter anak-anak Indonesia, juga ditunjukkan perusahaan yang dipimpinnya melalui dukungan kepada Generasi #AnakTangguhIndonesia, sebagai gerakan yang menyikapi pergeseran nilai-nilai budaya dan sosial, dengan melibatkan para orang tua untuk mengenalkan anak-anaknya belajar dan bermain di alam bebas.
Sementara Head of Marketing PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Hetty Herawaty, berharap Taro Rangers Camp 2016 ini, sebagai salah satu cara penerapan experential learning berbasis outdoor based training melalui permainan-permainan yang edukatif dan menitikberatkan pada mengasah kemampuan anak-anak dalam kerjasama team, kemampuan berkomunikasi, pemecahan masalah dan tantangan.
Sedangkan Bayu Setiono melalui Gerakan #AnakTangguhIndonesia, melihat bahwa Taro Rangers Camp kali ini, menjadi program kegiatan anak-anak yang sangat positif dan perlu mendapat dukungan dari seluruh pemangku kebijakan anak Indonesia, baik pemerintah maupun swasta.
“Sebuah aktifitas anak-anak yang bersentuhan langsung dengan alam, sebuah pendidikan berbasis pengalaman yang juga memperkaya karakter anak Indonesia. Bahkan diharapkan program ini bisa dilaksanakan secara periodik dan berkelanjutan agar semakin banyak anak-anak Indonesia yang bisa merasakannya,” pungkasnya.
(mdtj; foto muller