Jakarta,-
40 hari menjadi hal yang sakral pasca wafatnya seseorang dan Pameran 160 karya lukisnya menjadi hal yang istimewa pasca wafatnya Haryadi Suadi yang digelar tepat Malam Jumat di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, tentunya bersama karya kedua anaknya, Radi Arwinda dan Risa Astrini.
Mistis? Yaa mistis sudah jadi bagian keluarga seniman ini, bahkan terlihat dari kàrya-karya yang ditampilkan seperti Rajah Tangan, Rajah Tulisan Arab, Buroq, Mantera-mantera, Ramalan-Ramalan, simbol-simbol pewayangan dan sebagainya. Bahkan boleh juga dibilang karyanya sedikit klenik bagi sementara orang. Namun Haryadi tetap berpijak pada Ketuhanan bahwa apa yang terjadi di dunia sesungguhnya sudah diramalkan melalui perlambang-perlambang yang ada.
Almarhum Haryadi memang menggilai cerita pewayangan, selain dia juga seorang kolektor wayang. Bahkan kecintaannya itu jauh kedalam untuk mengkaji dan memaknainya setarik nafas dengan kehidupan yang dijalaninya dan peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Tak heran jika Haryadi Suadi selain seniman juga adalah seorang penulis. Ia sempat membuat karya yang menyatukan sastra dan lukisan. Dia meninggal 8 Januari 2016 dan pamerannya berlangsung hingga 10 April 2016.
(mdtj ; foto gha/muller