Jakarta,
Indonesian Progressive Society bersama DSS (Don Sistem Suara) mengelar event Rock in Peace di Rolling Stone Café (7/3), Jakarta, sekaligus Celebration of life Andy Julias sebagai Tokoh Rock Progressive Indonesia oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (DPP PAPPRI), Tantowi Yahya.
Sepanjang kariernya, Andy Julias (AJ) pernah menjadi Music Director di radio M97FM The Classic Rock Station tahun 1997-2001, dan meletakkan musik (terutama) prog-rock di atas segala hajat hidupnya. Darinya diperkenalkan kosa kata Progressive-Rock atau Prog-Rock sebagai istilah lain art-rock yang sudah akrab saat itu.
Musik-musik Genesis, Yes, dan ELP, hingga ke avant-garde pada orang-orang tertentu. Dari band era 60-70an, hingga band semuda Dream Theater, Pain of Salvation dan Porcupine Tree saat itu. Menjadi nafas perjalanan bermusiknya. Bahkan Rocking the Classics – English Progressive Rock and the Counterculture karya Edward Macan pun menjadi “bacaan wajibnya”. Tak heran bila Prog-Rock pun disimpulkan dengan musik yang ber-birama harus ganjil, 3/4 atau 7/8 lah. Sinkop harus banyak. Banyak komponen yang tak terduga tak tersangka dalam lagu.
Masa-masa menjadi Music Director, Andy juga mendalami aneka jenis musik rock dan dia tahu betul bagaimana untuk siapapun paham musik rock. Bagaimana Robert Plant yang seksi atau tampannya Peter Gabriel, serta flamboyannya David Bowie. Dan atau Bob Dylan yang disebutnya lebih sebagai seniman pencerita.
Bahkan orang tak hanya percaya meminjamkan, bahkan meninggalkan CD seharga ratusan ribu bahkan jutaan rupiah pada Andy tapi juga bangga jika koleksinya diputar di radio setelah dikurasi olehnya.
Andy Julian merupakan fans berat para vokalis perempuan seperti Sarah Brightman hingga Skin alias Deborah Anne Dryer dari group Skunk Anansie. Selain dia punya band di era 80an, yang sempat menjadi juara pertama festival rock berskala nasional pada tahun 1986, yaitu MAKARA. Kala itu single Laron-Laron bergaung megah di radio dan panggung-panggung musik, lewat vokal Hari Mukti.
Kiprah bermusiknya tak pernah lekang setelah tahun 2001, Andy memproklamirkan Indonesian Progressive Society (IPS). Dan sukses menggelar event Prog-Fest berskala besar di tahun 2001 dan 2002. IPS pun rutin menggelar Prognite di café-café di Jakarta. Termasuk merilis 10 album band prog-rock Indonesia di bawah label PRS (Prog Rock Sony) bekerjasama dengan Sony Music Entertainment Indonesia.
Jejak sebagai produser, tertera di banyak album milik berbagai band. Mulai Discus sang raksasa prog Indonesia, lalu band-band anak muda seperti Pendulum, In Memoriam, Imanissimo, juga band ethno-prog Anane, hingga prog-metal Ballerina dan Vantasma. Ini bukan hal baru, sebab sebelumnya Andy sudah menulis lagu dan menjadi produser di ranah pop untuk Nicky Astria, Ronnie Sianturi, Bima, Paquita Widjaja, solo album Lilo KLa, Adi Adrian Kla, dan lain-lain. Bahkan aktif menjadi narasumber mulai seminar musik, label rekaman, event komunitas, juri berbagai festival hingga ajang penghargaan musik sekelas AMI Award.
Ada beberapa pekerjaan yang belum sempat dirampungkannya seperti album solonya yang berisi lagu-lagu ciptaannya dengan lirik ditulis beberapa teman, yang rencananya akan dinyanyikan sendiri oleh Andy Julias. Selain proyek rock-opera “FABEL” yang diambil dari lagu di album pertama MAKARA, yang naskahnya sudah berbentuk draft pertama.
Lalu, Kamis 11 Pebruari 2016 datanglah, ketika hendak berangkat menjadi narasumber di acara Rock Campus episode Prog-Rock, Andy lantas tersuruk sakit saat berwudhu. Perlawanannya malam itu hingga 6 hari di ruang ICCU, sebelum akhirnya menerima apa yang sudah digariskan Allah SWT padanya.
(mdtj; foto dok