Jakarta,-
Setelah lama terlelap dalam tidurnya yang panjang dan hampir dilupakan anggotanya, organisasi Karyawan Film dan Televisi Indonesia memasuki usianya ke-52 tahun, dibawah kepemimpinan Febryan Adithya SE,MSn, bangkit untuk menjawab tantangan pasar bebas dan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Salah satu tonggak pentingnya kebangkitan KFT Indonesia, jelas Febryan Adithya yang didampingi Foxie Hidayat, Mohan Moher dan Gunawan diantaranya pembentukan Satgas KFT dan Produksi Film yang berasal dari Polri, TNI, Notaris, Kejaksaan, LSM dan KFT Indonesia sendiri.
Satgas tersebut menampung dan bertindak terhadap berbagai hal terkait produksi film maupun televisi baik secara internal maupun eksternal, lanjutnya.
Sementara hal lain yang penting dalam kaitan membangkitkan lagi peran KFT Indonesia di ranah perfilman dan pertelevisian tanah air yakni dengan melakukan standardisasi kompetensi insan perfilman dan pertelevisian, papar Gunawan.
Sehingga tidak ada lagi karyawan Film dan Televisi yang bekerja tanpa kontrak, tak ada lagi yang tak layak jadi Sutradara, tak ada lagi pekerja yang tidak diasuransikan atau tidak ada jam kerjanya, belum lagi soal pekerja film asing, pembajakan film dan seterusnya. Jadi jelas butuh standarisasi, lanjutnya.
52 tahun KFT Indonesia, tambah Mohan Moher, registrasi anggota masih terus dibuka, workshop SDM Film dan Televisi terus diadakan, pembinaan Korda-Korda dengan Pemerintah Daerah setempat terus dilakukan, termasuk memberi masukan kepada pemerintah pusat terhadap perlindungan karyawan Film dan Televisi.
Dan Menyambut 52 Tahun KFT Indonesia, 22 Maret mendatang, akan menggelar sejumlah kegiatan seperti Pemutaran Film di 20 kota, Diskusi Publik, lomba film komedi dengan durasi 7 menit, lawak, lomba akting, cosplay, dan Bazaar .
Pendaftaran kegiatan dapat berhubungan langsung ke Sekretariat KFT Indonesia di Gedung Pusat Perfilman Haji Umar Ismail (PPHUI) Jalan HR Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan.
(Maing; foto mdtj