Puisi Tokoh Nasional 2015 : “Di Sini Aku Untuk Indonesa ku”

by -

Jakarta,-

Bila kebenaran dikotori lumpur politik, maka puisi yang akan mencucinya. Adigum dalam konteks ini puisi bisa menjadi alternative politikus berekspresi, bahkan ketika sudah tidak bisa membedakan mana kebenaran dan manipulasi, mana pencitraan dan mana kesungguhan. Dan kepantasan puisi hadir justru di tengah kondisi yang sulit dibedakan itu. “Malam Baca Puisi Tokoh Nasional 2015” bertajuk Disini Aku untuk Indonesiaku, jadi jawaban oase situasi politik saat ini yang di gelar sebuah Kantor Berita Politik (KBP) Rakyat Merdeka Online (RMOL) di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

Malam Baca Puisi Tokoh Nasional menghadirkan sejumlah tokoh nasional, seperti Ketua MPR Zullkifli Hasan, Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, Menteri Desa dan Pembangunan Tertinggal Marwan Jafar, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, Bupati Bengkulu Tengah Ferry Ramli, Pengusaha dan Seniman Setiawan Djody, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardie, Dirut BPJS Ketenaga Kerjaan Elvyn G. Masassya, Dirut Angkasa Pura Budi Karya Sumadi, dan Anggota DPRD Sereida Tambunan.

Malam Baca Puisi memperkokoh arus pemikiran yang terkandung dalam Pancasila melalui beragam kreasi segar untuk menghadirkan kembali rumusan dan esensi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa judul puisi pun terucap penuh harapan mulia seperti Rajawali Kembali (Adhie M Massardie), Ode Dwi Warna (Ferry Ramli), Burung-Burung Kondor (Sereida Tambunan), Aku Untuk Indonesia (Budi Karya Sumadi), dan sebagainya.

Mengasah rasa melalui puisi adalah refleksi batiniah perjalanan anak-anak bangsa, dan penekanan pada tokoh nasional sangat penting untuk bisa merasakan suasana kebatinan apa yang mereka rasakan sekaligus harapan-harapan yang akan dicapai dalam perspektif ke Indonesiaan. Sekaligus memisahkan kegaduhan yang disebar dengan opini dan pengalihan isu, serta manuver segelintir orang yang sudah berurat dan berakar, yang gaduh mencabik-cabik jaringan sistem kekuasaan yang ada di Republik tercinta Indonesia ini. ( yayo; foto muller

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.