Pedestrian kawasan Cikini Jakarta Pusat, kini telah menjelma menjadi Pedestrian yang indah nan cantik berkat hadirnya mural persahabatan Indonesia – Korea.
Seni mural menjadi bahasa yang telah melewati batas negara sebagai bangunan budaya di antara kedua negara, demikian dimaksudkan Ketua Yayasan Seni Budaya Jakarta, Slamet Rahardjo.
Bahkan kerjasama di bidang seni rupa yang pertama antara Fakultas Seni Rupa IKJ dengan Asosiasi Masyarakat Korea di Indonesia, menjadi inspirasi berkesenian yang dapat dibangun secara berkesinambungan tanpa menghilangkan akar budaya dari masing-masing negara, jelas Dekan FSRIKJ, Citra Smara Dewi SSn, MSi.
Sedangkan Walikota Jakarta Pusat, Mangara Pardede MSi, menjelaskan bahwa projek pertama untuk menjadikan pendestrian kawasan Cikini nan indah dan berbudaya itu, selanjutnya dapat menjadi tujuan baru wisatawan yang datang dari mancanegara ke Indonesia, khususnya wisatawan Korea.
Sehingga, lanjut Manggara kegiatan mural tersebut nantinya tidak berhenti disini saja tapi melainkan dapat dilanjutkan ke kegiatan mural lainnya seperti pada tiang – tiang penyangga fly over kereta api, atau di taman-taman terpadu ramah anak yang tengah digiatkan Pemerintah provinsi DKI Jakarta.
Sementara Lim Kyung Ae selaku inisiator dari kegiatan mural di kawasan Cikini ini, mengharapkan seni mural yang digagas bersama FSRIKJ dapat membawa budaya positif bagi masyarakat sekitar dan Pemerintah daerah setempat. Karena dirinya percaya seni dapat membangkitkan gairah masyarakat Indonesia untuk lebih bersemangat membangun bangsa dan negara. Apalagi setelah menikmati karya – karya mural di 80 titik di 5 kelurahan Jakarta Pusat. (yok/mdtj ; foto Muller