Jakarta,
Pameran tunggal perdana dalam rangka retrospeksi karya-karya Misbach Tamrin mengangkat tema “ARUS BALIK”. Tema tersebut diambil dari salah satu judul novel trilogi Pram. “ Karena dalam setting tema pameran karya-karya lukisan saya kali ini memuat suatu nuansa dua alur arus balik dalam pikiran saya yang dimanifestasikan, berdasarkan pengalaman hidup saya, menyangkut fenomena tanah air”, ungkap Misbach
Paguyuban Kebudayaan Rakyat Indonesia berkerjasama dengan Galeri Nasional Indonesia menyelenggarakan Pameran Tunggal Perdana MISBACH TAMRIN 20 – 30 November 2015 berlokasi di gedung A Galeri Nasional Indonesia. Agus Dermawan T ( Pengamat Seni dan Kurator) bertindak sebagai kurator dalam pameran tunggal perdana ini yang menampilkan 65 karya lukisan hasil olah artistik Misbach Tamrin seorang perupa senior.
Salah satu paparan Misbach Tamrin adalah telah merekat lekat dengan kuat seiring dengan tekad melawan lupa, tema tentang peristiwa 65, dalam rangka pelurusan sejarah. Misbach menyunting dengan kata-kata bersayap yang puitis “ Merajut Kembali Sejarah yang Hilang “, yang tercecer, terbuang, atau terengut oleh tangan-tangan yang berlumur noda dan dosa. Suatu pembalikan arus sejarah yang berkelindan selama 33 tahun, dari rezim Order Baru yang otoriter telah tumbang oleh era reformasi yang mengusung kembali demokrasi kebebasan berpendapat dan berekspresi.
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Bapak Tubagus ‘Andre’ Sukmana mengungkapkan tentang Misbach Tamrin adalah salah satu anggota juga juru bicara Sanggar Bumi Tarung (SBT).Sekitar 50 tahun lebih sejak tahun 1958 telah malang melintang di dunia seni rupa dan berkiprah sebagai seorang pelukis yang konsisten mengusung tema-tema sosial dengan gaya tersendiri. Jam terbang berkesenian serta pengalaman hidup yang penuh liku membuat karya-karya Misbach Tamrin menjadi kaya makna dan menjadi bagian sejarah perjalanan seni rupa indonesia. Pameran ini merupakan penghargaan dan pengakuan atas jati diri, refleksi, proses kreatif Misbach Tamrin seorang perupa senior yang aktif berkarya hingga kini.
Pameran Tunggal Perdana Misbach Tamrin “ARUS BALIK” yang berlangsung sekitar 10 hari ini juga di ramaikan dengan diskusi buku Berlayar di Tengah Badai – Misbach Tamrin dalam Gemuruh Politik – seni dan Realisme Revelusioner karya Hairus Salaim dan Hajriansyah ( 22 November 2015) di Ruang Seminar Galeri Nasional Indonesia Jl. Medan Merdeka Timr No.14, Gambir, Jakarta Pusat. (yayo; foto muller