Soulscape in Progress: Seni Non-Objektif , No-Representasional

by -

Gelar 50 lukisan, Satu Video Art-3D, 20 Peserta, 5 kota

Jakarta,-

Pameran Lukisan Abstrak SOULSCAPE IN PROGRESS #2 , yang didukung Galeri Nasional Indonesia ini menggelar sekitar 50 lukisan dan satu karya video art [3D] dari 20 peserta terpilih di 5 kota. Pameran akan dibuka resmi Dede Yusuf [artis dan pecinta seni], sekaligus menyambut Hari Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia. Pameran berlangsung 6-24 Agustus 2015 di Gedung C, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

Ide dasar pameran ini adalah “pemandangan-jiwa” (soulscape) lebih bermuara pada hati nurani, perasaan yang paling mendalam (inner feeling) atau gagasan pemikiran secara intelektual tentang kemurnian penciptaan yang memiliki kandungan keindahan pribadi sekaligus universal serta sebagai upaya visualisasi kegelisahan transendental bagaimana mengungkapkan solusi permasalahan mendasar kemanusiaan tentang rasa kemanusiaan itu dalam mengada serta me-wujud sebagai sebuah karya seni.

Soulscape menjadi tantangan sekaligus proses pengakraban, pencerahan, dan penyerahan diri total dari para seniman yang terpilih dan yang saling berinteraksi melakukan transmisi budaya serta penggalian kreativitas pribadi masingmasing.

Ini dapat dimaknai sebagai upaya mempertemukan dan berbagi rasa pengalaman kreatif antara para seniman abstrak dengan masyarakat luas. Tindakan ini tidak dapat dipisahkan dan telah menyatu dalam etos kerja seorang seniman sejati yang telah memilih dan menentukan laku hidupnya, untuk berkarya.

Seni non-objektif atau no-representasional tidak perlu untuk dipahami atau dihakimi. Itu harus dirasakan dan itu akan mempengaruhi mereka yang mempunyai mata ‘hati’ untuk mengamati keindahan hanya dari pelbagai bentuk dan aneka warna. Sebuah karya seni hakekatnya adalah refleksi dari kehidupan yang terus tumbuh berkembang dan mengalami kemajuan.

Peserta pameran dari 5 kota adalah: Jakarta [10 pelukis] : Ade Artie, Agus Budiyanto, Amlan Maladi, Andi Suandi, Ar. Soedarto, Bibiana Lee, Elisha, Gogor Purwoko, Krishna Eta, Nobon. Yogyakarta [6 pelukis] : Aming Prayitno, AT. Sitompul, Dedy Sufriadi, Netok S. Rusnoto S., Nunung WS, Sulebar M. Soekarman. Bandung [2 pelukis] : Freddy Sofian, Eddy Hermanto. Surabaya [1 pelukis] : Makhfoed. Jepara [1 pelukis] : Utoyo Hadi.

Sejak diproklamasikannya Manifesto Abstrak Jakarta pada tanggal 17 Juni 2005, pameran abstrak diselenggarakan bergulir hampir setiap tahun seperti di Jakarta, Yogyakarta, Malang, dan Ubud (Bali). Walhasil, hingga kini pameran perjalanan Seni Lukis Abstrak Indonesia telah bergulir sebanyak 16 kali, tidak lagi bersifat lokal, namun nasional bahkan internasional — dengan ikut sertanya para pelukis abstrak dari Australia, Amerika Serikat, Hongaria, Singapura, dan Belanda, disamping para pelukis abstrak Indonesia sendiri. (galnas/mdtj

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.