Krisis Center Menpar Atasi Dampak Raung dan Gamalama

by -

Jakarta,- Menghadapi dampak bencana dari Gunung Raung dan Gunung Gamalama terhadap pariwisata Indonesia, Kementerian Pariwisata RI terus memperkuat tim Crisis Center. Karena seperti diketahui erupsi Gunung Raung di Jawa Timur telah mengeluarkan abu vulkanik yang mengakibatkan terganggunya penerbangan di wilayah sekitar lokasi bencana.

Khususnya mempengaruhi penerbangan di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bandara Internasional Lombok, Bandara Selaparang Mataram, Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Bandara Notohadinegoro Jember serta Bandara Juanda Surabaya.

“Crisis Centre, terutama yang terkait langsung dengan tertundanya sejumlah keberangkatan pesawat yang berakibat pada wisman dan wisnus. Kami telah meminta seluruh dinas pariwisata di daerah agar juga siap siaga atasi krisis,” papar Arief Yahya, Menteri Pariwisata dalam keterangannya.

Dan masalah paling krusial yakni terhadap penanganan penumpang pesawat yang penerbangannya terganggu, tertunda atau dihentikannya sementara akibat erupsi. Termasuk menyiapkan akomodasi (penginapan), ketika mereka harus menunggu dalam ketidakpastian. Dinas-dinas pariwisata di masing-masing daerah harus tanggap akan masalah ini (transportasi dan akomodasi), tegas Arief.

Bali, Lombok, dan Surabaya telah menjadi daerah tujuan wisata yang paling diminati oleh sejumlah wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Sejak terjadi letusan Gunung Raung akhir Juni lalu hingga saat ini, dampaknya terhadap pariwisata Indonesia khususnya di Bali cukup besar. Kondisi ini diperparah dengan letusan yang terjadi di Gunung Gamalama, Ternate Maluku Utara kemarin.

Posko “Crisis Center” bagi penumpang pesawat bekerjasama dengan lembaga terkait seperti pengelola bandara, maskapai penerbangan hingga industri pariwisata akomodasi seperti hotel. Bahkan Posko “Crisis Center” ini dapat mengusahakan potongan tarif menginap yang cukup membantu para penumpang pesawat itu agar tidak terlunta-lunta di bandara, tambahnya kemudian.

Kementerian Pariwisata pun membuat rencana pengalihan (contingency plan) bagi penumpang pesawat via darat dan laut. Khususnya berlaku bagi penumpang pesawat domestik yang akan kembali ke kota-kota terdekat. Karena moda transportasi darat (kereta api) dan laut (kapal laut) tak terganggu.

Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik, M Iqbal Alamsjah, bahwa Kementerian Pariwisata hingga kini terus melakukan monitoring (pemantauan) terhadap aktivitas abu vulkanik yang terjadi akibat letusan Gunung Raung Bondowoso Jawa Timur dan Gunung Gamalama Ternate Maluku Utara.

Diharapkan Media Center sekaligus Tim Crisis Center dapat mengantisipasi sekaligus merekomendasi beberapa kebijakan yang perlu diambil segenap stakeholder (pemangku kepentingan) agar dampak letusan tidak menimbulkan kesulitan yang berarti bagi para wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus). (rokumkomlik/mdtj; foto: ist

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.