Jakarta,- ARKIPEL Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival 2015 hadir untuk ketiga kalinya pada 19 – 29 Agustus 2015 mendatang di Jakarta, mengangkat tema Grand Ilusion
Tema penyelenggaraan ketiga, ARKIPEL berangkat dari judul film produksi tahun 1937 karya salah satu master sinema dunia, Jean Renoir. Dimana Ide film ini berangkat dari buku The Great Illusion, A Study of the Relation of Military Power to National Advantage, karya Norman Angell tahun 1910 yang bercerita tentang kritik kemanusiaan masa Perang Dunia I. Gagasan Renoir dan Angell adalah melihat bagaimana persoalan kemanusiaan dalam peradaban kita telah tercerai berai oleh konflik dan pilihan-pilihan politik.
Sebuah tema yang sangat relevan dan penting bagi Indonesia, dimana pada satu sisi, terkait perubahan demokrasi Indonesia yang mulai menuju arah perbaikan dalam situasi politik internasional yang begitu dinamis. Namun di sisi lain banyaknya persoalan kemanusiaan yang masih menghantui bangsa ini.
Lalu bagaimana peran sinema dalam melihat produksi ilusi sosial-politik tersebut? Sejak kelahirannya, ilusi adalah kata kunci dalam film. Rekaman seluloid telah mempesona peradaban manusia dan memberikan pengalaman visual gambar bergerak yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Ilusi yang diproduksi sinema pada akhirnya berkembang bukan hanya di wilayah ‘form’ (estetika), namun juga telah memproduksi ilusi-ilusi yang berkaitan dengan persoalan-persoalan sosial-politik dan kebudayaan. Hal inilah yang akan di bedah pada ARKIPEL Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival 2015.
‘Grand Illusion,’ menjadi strategi ARKIPEL membaca bagaimana ilusi-ilusi itu diproduksi, didistribusikan, dan direproduksi, hingga berdampak bagi perjalanan sebuah bangsa dibelahan dunia mana pun.
ARKIPEL diselenggarakan oleh Forum Lenteng, sebuah organisasi nirlaba berbasis komunitas yang kegiatannya fokus dengan pendidikan alternatif berbasis media dan berkedudukan di Jakarta. Sesi-sesi pemutaran dalam ARKIPEL tahun ini antara lainnya Kompetisi Internasional, Pemutaran Khusus, Program Kuratorial dan yang paling baru adalah dari hasil seleksi Kurator Muda Asia.
Highlight tahun ini juga ada di dalam sesi Program Kuratorial dimana ARKIPEL mengundang partner-partner festival film dan kurator-kurator untuk mempresentasikan programnya selama ARKIPEL berlangsung. Antara lain dari Bangkok Experimental Film Festival (Thailand), EXiS (Korea Selatan), Images Festival (Kanada), Experimenta (India), Image Forum (Jepang), dan lainnya. (ist/mdtj ; foto: ist