EXI(S)T 2017: Tomorrow As We Know It
Dialog Kritis Partisipan, Mentor dan Kurator

by -

Visual Indonesia, Jakarta,-

EXI(S)T, wadah inkubasi anak muda Jakarta mengembangkan berbagai potensi artistik, dimana dialog kritis antara partisipan dan mentor serta kurator menjadi proses utama. Bagi mereka yang bukan lagi mahasiswa atau masih baru ‘terjun’ di berbagai bidang di industri kreatif, yang juga ingin membuat karya seni.

EXI(S)T dinisiasikan oleh Hermawan Tanzil dan FX. Harsono, tahun 2011 lalu, yang mengajak mereka untuk ‘keluar’ (to exit) dari jalur-jalur yang sudah mereka jalani untuk ‘ada’ atau ‘hadir’ (to exist) di peta seni rupa Indonesia, khususnya Jakarta.

Exist TV 2Setelah 5 tahun berturut-turut mengadakan program mentoring, kini EXI(S)T 2017 mengundang lima belas seniman muda Jakarta untuk menampilkan karya terbarunya bersama-sama. Dan Galeri Nasional Indonesia mendukung program ini selaku tuan rumah perhelatan EXI(S)T 2017, bertajuk “Tomorrow As We Know It”, 17 Mei – 5 Juni, Gedung B dan D, Galeri Nasional Indonesia.

Pameran bersama ini mengajak para seniman untuk memprediksi dan mengintepretasikan masa yang akan datang dalam kerangka minat personal mereka. Ke-15 seniman tersebut yakni Bey Shouqi, Dhanny Sanjaya, Edita Atmaja, Faisal Rahman Ursalim, Fransisca Retno, Gadis Fitriana, Grace Joetama, Ivan Christianto, Kara Andarini, Monica Hapsari, Ratu R. Saraswati, Rianti Gautama, Sarita Ibnoe, Wangsit Firmantika, dan Yaya Sung. Dengan kurator Evelyn Huang dan Shila Gaisani.

Exist TV 3Para seniman ketika diminta membayangkan masa depan personal, maka imaji yang muncul bisa sangat realistis atau sangat surreal. Dan orang-orang “terpilih” ini memiliki kemampuan untuk memproyeksikan masa yang akan datang baik yang jauh maupun dekat melalui karyanya. Sejarah membuktikan karya-karya seni yang melegenda lahir dari seniman yang mampu berpikir dan berekspresi melampaui masanya sehingga mendapat julukan maestro.

Adapun karya-karya yang dipamerkan dapat dikategorikan menjadi 4 kelompok konsep, seperti Perspektif Reflektif, Fiksi Ilmiah, Masa Kini Representasi Masa Depan, dan Belajar dari Sejarah. Melalui gaya artistik dan media yang beragam, kita tentunya seakan diajak untuk mereka-reka apakah ide akan masa depan yang sering kita pikirkan juga dibayangkan oleh para seniman.

(tjo; foto a yen

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.