Citra Baru Dioz Chicken and Resto di Ulang Tahun ke-9

by -

Visualindonesia, Cileungsi,-

Dioz Chicken and Resto, secara resmi meluncurkan citra barunya melalui perubahan logo perusahaan, tampilan warna; packaging serta formulasi baru yang lebih modern dan millenial.

Peluncuran citra baru (re-branding) tersebut ditandai dengan acara santunan, syukuran dan doa bersama, sekaligus memperingati ‘Hari Ulang Tahun Ke-9 Dioz Chicken and Resto’, yang berlangsung di Jl. Kota Taman Metropolitan Ruko PTM 2 No. 1A Metland Transyogi Cileungsi, Bogor, Rabu (24/04/2019).

“Citra baru ini menandai proses transformasi usaha yang kami rintis sejak 9 tahun lalu. Dioz Chicken and Resto saat ini memasuki tingkat tumbuh. Pertumbuhan itu ditandai dengan peningkatan etos kerja, kreativitas, inovasi, produktivitas, pelayanan, serta menjalin kerjasama saling menguntungkan,” terang Pendiri Dioz Chicken and Resto, Anwar Syafei.

Hadir di acara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-9 Dioz Chicken and Resto ini, antara lain, aktris film Yati Surachman, Dramawan  Iwan Burnani, Bambang Oeban, Iwan Gardiawan, model dan pesinetron Adeliyana Indahsari, pendongeng anak Indonesia, Denny Kadarusman, para seniman, pendidik, pemerhati budaya, para wartawan, dan pecinta kuliner Indonesia.

Sesuai visinya, lanjut Anwar, Dioz Chicken and Resto, akan mengembangkan usaha kuliner berdasarkan global trend profitable, bersumber dari keanekaragaman konsumsi lokal (tradisi Indonesia). Memberi pelayanan maksimal; transaksi bersifat rekreatif (leasure time); menyenangkan, serta mengembangkan sistem operasional terbarukan (up to date).

“Semangat terbarukan ini kami jadikan tagline; ‘Aroma dan Rasa Indonesia – Get Food Get Fun’, agar menjadi ingatan semua pihak,” papar Anwar lagi.

Selain kepercayaan konsumen, Dioz Chicken and Resto, juga mendapat kepercayaan Pemerintah. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama RI, Cq, Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LP-POM) Majelis Ulama Indonesia (MUI), telah memberi label ’Halal Assurance System Status’ dengan predikat Excellent (sangat baik).

Dengan adanya status jaminan halal ini, menurutnya, semakin membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen. “Konsumen lebih merasa aman mengkonsumsi makanan dan minuman yang diolah Dioz Chicken,” ujarnya.

 

Melangkah Lebih Ekspansif

Di tahun ke-9 ini, lanjut Anwar, Dioz Chicken and Resto melangkah lebih ekspansif. Salah satunya dengan membuka kesempatan kerjasama dalam bentuk Waralaba (Franchising). “Kita sedang menyiapkan pola usaha ini, terkait penggunaan merek dan hak dagang, sistem, dan prosedur dengan cara-cara yang disepakati bersama. Menciptakan lapangan kerja baru.  Mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan untuk kemaslahatan orang banyak (social responsibility),”  kata Anwar.

Meski menggunakan kata ‘Chicken’ pada merek, namun usaha yang didirikan sejak tahun 2010 ini, tidak semua menu sajiannya menggunakan bahan daging ayam. Tak kurang dari 78 jenis menu — yang lebih dari setengahnya adalah makanan – diolah dari bahan dasar yang bervariatif, seperti daging kambing, sapi dan seafood (ikan, udang, dan cumi).

Bahan-bahan ini kemudian diolah dan disajikan sesuai selera dan pesanan konsumen. Masakan tersebut meliputi, Ayam dan Bebek Goreng, Bakar, Rica-Rica, Paket Ayam Geprek, Hamburger Sapi, Ayam, Kebab, Nasi Goreng, Mie, Bihun, Kwetiau multi rasa, serta aneka minuman lainnya. Sebagian produk makanan dan minuman di Dioz Chicken and Resto tidak ada di tempat lain dan menjadi ciri khas menu khusus restoran cepat saji ini.

 

Rangkul Anak Muda

Anwar juga membangun Corporate Social Responsibility (CSR) melalui kegiatan seni dan budaya, yang melibatkan anak-anak muda. Komunitas ini menjadi ruang apresiasi, sarana pembelajaran, dan peningkatan kemampuan kreatif, ekspresif, dan produktif  untuk anak-anak muda.

“Kami menyadari bahwa usaha ini bergantung pada lingkungan. Perlu memperhatikan pandangan dan harapan masyarakat. Ini social responsibility kami. Bentuk keterlibatan Dioz Chicken and Resto membantu mengatasi masalah sosial. Termasuk secara rutin kami menyantuni anak yatim, du’afa, dan pemulung janda lanjut usia,” ujar Anwar.

Melalui program CSR, Dioz Chicken and Resto telah menyiapkan tim yang akan melakukan road show to school, serta institusi sosial lainnya, untuk memberi pelayanan pendidikan secara non-formal. Melibatkan para profesional, pendidik, psikolog, artis, seniman, penggiat budaya, dan pemerhati sosial, sebagai mentor dan motivator.

“Kami concern terhadap pembinaan mental; character building anak-anak muda. Saat ini kenakalan remaja menunjukkan gejala memprihatinkan. Penghayatan hidup di kalangan remaja semakin dangkal. Penghayatan nilai-nilai luhur semakin tereduksi. Tidak ada proses batin dan intelektual,” ujar Penanggung Jawab Program CSR Dioz Chicken and Resto, Eddie Karsito.

Buah globalisasi, kata Eddie, telah membentuk anak-anak muda kita terjebak dalam arus budaya pop. “Dua hal menjadi fokus kami terkait dengan pembinaan mental, yaitu penanggulangan dan pencegahan pengguna narkoba, dan seks bebas, melalui pendekatan edutainment (kesenian),” ujar aktor film dan penggiat budaya ini.

(ril/alca; foto nn

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.