Visualindonesia.com,-
Apa jadinya jika bloopers alias adegan salah justru dijadikan kekuatan utama dalam sebuah film layar lebar? Jawabannya ada di tangan Monty Tiwa. Lewat film terbarunya “GJLS: Ibuku Ibu-Ibu”, sang sutradara membuat gebrakan tak biasa dengan menyatukan kekacauan spontan dan tawa absurd menjadi pengalaman sinematik yang segar dan otentik.
Dunia perfilman Indonesia kembali diguncang oleh eksperimen kreatif sutradara kenamaan Monty Tiwa. Dalam film komedi terbarunya “GJLS: Ibuku Ibu-Ibu”, Monty mengusung pendekatan yang tak lazim, menjadikan bloopers atau klip adegan salah sebagai bagian dari penyutradaraan.
Bukan hanya lucu, tapi juga menjadi bentuk keberanian menabrak pakem konvensional dalam bercerita lewat medium film.
Film produksi Amadeus Sinemagna dan Legacy Pictures ini resmi diperkenalkan dalam rangkaian Press Screening, Press Conference, dan Gala Premiere pada Selasa, 3 Juni 2025 di Senayan City XXI.

Film ini dijadwalkan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 12 Juni 2025, dengan kampanye penuh semangat: #SiapGoblok.
Monty Tiwa, yang mengaku sebagai penggemar berat trio GJLS, mengungkapkan pendekatan uniknya dalam menyutradarai film ini.
“Saya memang fansnya GJLS, jadi kesempatan menyutradarai mereka adalah berkah. Ini harus jadi filmnya GJLS yang ada Monty-nya, bukan filmnya Monty yang ada GJLS-nya,” tegas sutradara yang dikenal dengan gaya visual yang khas ini.
Monty menjelaskan tantangan terbesar dalam mengemas karakter random dan tidak terduga dari trio GJLS menjadi storytelling yang berhubungan selama 90 menit.

“Bagaimana ketidaktebakan random itu dijahit dengan storytelling yang tidak membingungkan, itulah tanggung jawab saya. Saya cuma nyiapin panggung, di atas panggung itu ya GJLS,” ungkap Monty.
“Bekerja dengan GJLS itu seperti hidup di dunia tanpa naskah, tapi penuh makna. Film ini dipenuhi bloopers, tawa, dan spontanitas yang jujur,” imbuhnya.
Ketika mayoritas sineas berjuang merapikan cerita agar padu dan rapi, Monty justru merangkul kekacauan khas trio GJLS (Rigen, Rispo, dan Hifdzi Khoir) dengan cara menjahit spontanitas mereka menjadi narasi 90 menit yang tetap dapat dinikmati penonton awam.
Eksperimentasi Monty bukan tanpa kekhawatiran. Ia mengaku sempat diliputi rasa takut dan resah.
“Setiap karya yang menabrak aturan pasti berisiko. Tapi saya percaya kejujuran mereka adalah nilai paling kuat dalam film ini,” ungkapnya.

Dari sisi produser, Indra Yudhistira menjelaskan bahwa film ini menyimpan kedalaman emosional di balik keabsurdan.
“Kami ingin penonton berdamai dengan hidup yang tidak selalu masuk akal. Lewat komedi absurd GJLS, ada pesan keluarga yang menyentuh,” ucap Indra.
Rigen, mewakili GJLS, menambahkan, film ini bukan hanya untuk tertawa, tapi juga buat merasa tidak sendirian.
“Di balik semua kekonyolan, ada pelukan hangat yang bisa bikin kalian pulang dengan hati lebih ringan,” kata juara Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) pada season 5 itu.
Selain trio GJLS, film ini juga dibintangi oleh Nadya Arina, Bucek Depp, Luna Maya, dan aktor pendukung seperti Ence Bagus, Reynavenzka Retno Ayu, David Nurbianto, hingga Ebel Cobra.
Film “GJLS: Ibuku Ibu-Ibu” akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 12 Juni 2025 dengan tagline #SiapGoblok, mengajak penonton untuk bersiap tertawa, menangis, dan berdamai dengan kekacauan hidup yang tidak sempurna namun tetap berharga.
(*/dra; foto: mm