Amartha Raup $55 Juta dari Eropa untuk Dorong UMKM Perempuan di Pedesaan

by -

Visualindonesia.com,-

Amartha, startup fintech yang telah melayani lebih dari 3,3 juta pelaku usaha mikro di pedesaan sejak 2010, berhasil menggaet pendanaan internasional senilai USD 55 juta dari tiga lembaga keuangan pembangunan asal Eropa, Swedfund (Swedia), Finnfund (Finlandia), dan BIO (Belgian Investment Company for Developing Countries).

Pendanaan ini akan digunakan untuk memperluas akses permodalan bagi perempuan pelaku UMKM di wilayah terpencil, membuka babak baru dalam inklusi keuangan digital di Indonesia.

Kolaborasi strategis ini menjadi bukti bahwa potensi ekonomi akar rumput semakin dilirik oleh investor global. Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha, menyatakan bahwa masuknya investasi dari sovereign fund Eropa menunjukkan keyakinan kuat terhadap pertumbuhan berkelanjutan yang bisa diraih melalui pemberdayaan UMKM.

“Ini adalah momentum penting di mana dunia mulai melihat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya bergantung pada kota besar, tetapi juga dari desa-desa,” ujarnya.

Dari total dana tersebut, Swedfund memberikan kontribusi terbesar sebesar USD 25 juta, sementara Finnfund dan BIO masing-masing USD 15 juta. Dana ini merupakan bagian dari fasilitas sindikasi senilai USD 199 juta yang dipimpin oleh International Finance Corporation (IFC), anggota Kelompok Bank Dunia.

Langkah ini menegaskan posisi Amartha sebagai mitra strategis dalam pengembangan ekosistem keuangan digital yang inklusif.

Masih rendahnya pertumbuhan kredit UMKM yang mencapai hanya 2,1 persen secara tahunan hingga Februari 2025 menurut data OJK menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Amartha.

Kehadiran investasi asing ini dinilai sebagai angin segar yang dapat mempercepat penetrasi layanan keuangan ke pelosok negeri, khususnya bagi pelaku usaha mikro yang selama ini kesulitan mengakses pembiayaan formal.

Keberhasilan Amartha menarik investor global tak lepas dari komitmen perusahaan dalam menjaga tata kelola bisnis yang pruden. Taufan menekankan bahwa mitigasi risiko, ethical lending, dan integrasi teknologi menjadi fondasi utama Amartha dalam menjalankan operasinya.

“Kami percaya bahwa inklusi keuangan harus dibangun atas dasar kepercayaan, transparansi, dan keberlanjutan,” katanya.

Swedfund sendiri menyoroti fokus Amartha dalam memberdayakan perempuan di daerah pedesaan melalui pembiayaan yang bertanggung jawab.

Menurut Jane Niedra, Direktur Investasi Inklusi Keuangan Swedfund, investasi ini tidak hanya meningkatkan stabilitas ekonomi lokal, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang nyata.

Sementara Finnfund menggarisbawahi inovasi Amartha dalam pengembangan aplikasi AmarthaFin, sebuah platform digital yang memungkinkan nasabah menjadi pemberi pinjaman mikro kepada sesama anggota kelompok mereka.

Di sisi lain, BIO menilai alat keuangan digital seperti e-wallet dan pembayaran elektronik sangat krusial untuk meningkatkan akses layanan keuangan di daerah yang minim infrastruktur perbankan.

Kolaborasi Amartha dengan penyedia layanan PPOB menjadi salah satu langkah konkret dalam mendorong adopsi digitalisasi finansial di kalangan masyarakat pedesaan.

Sebelumnya, Amartha juga telah menyelenggarakan The 2025 Asia Grassroots Forum, ajang yang mengundang investor global untuk melihat langsung potensi ekonomi akar rumput.

Selama 15 tahun fokus pada segmen ini, Amartha membuktikan bahwa pertumbuhan inklusif bisa dicapai melalui kombinasi teknologi dan pemahaman mendalam tentang perilaku serta kebutuhan masyarakat yang dilayani.

“Kami berterima kasih atas dukungan dari Swedfund, Finnfund, dan BIO. Ini adalah bentuk nyata kepercayaan terhadap visi kami untuk membangun sistem keuangan yang lebih adil dan merata,” tutur Taufan memungkasi.

(*/dee; foto: ist

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.