Visualindonesia.com,-
Indonesia kembali merayakan Hari Wayang Nasional, momen yang bukan hanya sebagai penghormatan terhadap salah satu warisan budaya bangsa, tetapi juga panggilan bagi generasi sekarang untuk terus melestarikannya.
Peringatan Hari Wayang Nasional 2024 & Living ICH Forum Ke-4 berlangsung meriah di Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada Selasa, 5 November 2024.
Acara ini dibuka oleh Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., dengan lantunan pantun yang membangkitkan semangat untuk terus menjaga wayang sebagai warisan budaya yang bernilai luhur.
“Pandawa Arjuna dan Punakawan, Menari di layar dalam bayang, Selamat datang di hari wayang nasional, Semoga budaya kita semakin gemilang. Wayang kulit beradu cerita, Dibalut seni penuh makna, Hari wayang kita rayakan bersama, Warisan budaya lestari selamanya.”
Dalam sambutannya, Fadli Zon mengingatkan bahwa wayang Indonesia telah diakui sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity” oleh UNESCO pada 2003. Pemerintah pun menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional sejak 2018, lewat Keppres No. 30.
“Wayang bukan sekedar artefak dan seni pertunjukan, ini merupakan warisan adiluhung yang mendunia mempunyai nilai-nilai luhur kehidupan yang relevan dengan zaman,” ujar Fadli Zon.
Namun, tantangan melestarikan wayang tidaklah ringan. Fadli Zon mengungkapkan keprihatinannya atas semakin berkurangnya jumlah seniman pembuat gamelan, pengukir wayang, dan perajin sunggingan yang menjadi ekosistem pewayangan.
“Saya mendengar bahwa pembuat gamelan semakin sedikit, yang mengukir wayang dan pembuat wayang juga semakin sedikit, termasuk sunggingan wayang juga semakin sedikit. Ini adalah tantangan yang kita hadapi sekarang ini,” ungkap Fadli Zon.
Selain itu, pesatnya globalisasi menambah tekanan pada upaya untuk menjaga wayang tetap hidup dan diterima oleh generasi muda. Menyikapi hal ini, Fadli mengajak masyarakat untuk mendalami nilai-nilai moral yang terkandung dalam lakon-lakon wayang, serta menjadikannya pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
“Tadi dalam doa kita mendengarkan, bagaimana supaya kita mengikuti tokoh tokoh wayang yang tentunya baik, jangan sampai kita menjadi contoh dari tokoh tokoh wayang yang buruk moralnya,” kata Fadli.
Fadli Zon pun berharap, SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) sebagai salah satu wadah pewayangan yang telah menjadi inspirasi pengembagnan wayang di Indonesia, untuk konsisten menunjukan semangat memajukan dunia pewayangan.
“Saya yakin Senawangi dan seluruh komunitas wayang tetap aktif, eksis dan berkarya untuk pengembangan budaya adiluhung ini,” tutur Menbud.
Ketua Umum SENAWANGI, Marsekal Madya TNI (Purn) FH. Bambang Sulistyo, S.Sos., menyampaikan bahwa wayang bukan sekadar tradisi masa lalu, melainkan juga jembatan menuju masa depan yang berkelanjutan.
“Wayang mencerminkan kearifan lokal dan spiritualitas bangsa, yang telah menjadi bagian dari kehidupan kita selama berabad-abad,” jelas Bambang.
Bambang menambahkan, wayang tidak hanya sekadar pertunjukan, melainkan juga penjaga jiwa bangsa yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
“Sebagai warisan budaya yang sudah berumur ratusan tahun, wayang adalah bukti kebesaran budaya Indonesia yang tak lekang oleh waktu,” imbuhnya.
Acara pembukaan HWN Ke-6 & Living ICH Forum Ke-4 ditandai dengan peluncuran dan bedah buku wayang “Pesona Wayang Indonesia” karya Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc.
Bedah buku menghadirkan para pembicara; Basuki Teguh Yuwono (Dosen ISI Surakarta), Dr. Ninok Leksono, M.A, (Rektor Universitas Multimedia Nusantara), dan Gaura Mancacaritadipura (Dalang), serta Sumari, S.Sn., (Pengurus SENAWANGI) sebagai moderator.
Peringatan HWN tahun 2024 ini sekaligus dijadikan momentum penyelenggaraan “Living Intangible Cultural Heritage Forum For Wayang Puppet Theater in Indonesia Ke-4.
“Living ICH Forum untuk pertama kalinya digelar di Indonesia tahun 2021. Bersamaan dengan dirilisnya Rumah Wayang Dunia,” terang Ketua Panitia Penyelenggara Living The ICH Forum Ke-4, Duta Besar Nurrachman Oerip.
Hal ini sesuai mandat rapat Intangible Cultural Heritage (ICH) NGO’s Forum UNESCO, tanggal 11 Desember 2019, saat Sidang Ke-14 Komite Antar Pemerintah tentang Implementasi Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda, di Bogota, Kolombia, tanggal 9 – 14 Desember 2019.
Beberapa kegiatan lainnya juga digelar di HWN Ke-6 & Living ICH Forum Ke-4 ini diantaranya, diskusi dengan tema : “Aktualisasi Filsafat Wayang Dalam Konteks Isu Global”, Kamis, 7 November 2024, pukul 11.00 – 12.30 WIB.
Diskusi tersebut menghadirkan pembicara Prof. Dr. FX. Mudji Sutrisno, SJ (Rohaniawan dan Budayawan), Dr. Sri Teddy Rusdy, S.H., M.Hum (Akademisi & Budayawan), Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D. (Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO), dan Maki Katsuno Hayashikawa (Direktur UNESCO Jakarta).
Kegiatan berikutnya kembali diluncurkan buku wayang bertajuk “A Life in Shadows, Shadows Theatre in Southeast Asia,” Kamis, 7 November 2024, pukul 13.30 – 15.00 WIB
Menghadirkan para pembicara; Constatine Korsovitis (Penulis), Sagio (Pengrajin Wayang), dan RM. Donny Surya Megananda, S.Si., MBA., serta Dr. Katryn “Kitsie” Emerson, Ph.D., M.A., B.A. sebagai pemandu acara ini.
Dialog budaya dengan tema : “Nilai Etika Moral Pewayangan Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,” digelar Kamis, 7 November 2024, pukul 15.30 – 17.30 WIB.
Menghadirkan pembicara Mohamad Sobary (Budayawan), Prof. Dr. Soetarno, DEA. (Guru Besar ISI Surakarta), dan Dr. Kris Wijoyo Soepandji, S.H., M.P.P. serta Ir. PM. Susbandono, MPsi.
Selanjutnya digelar acara talkshow bertema “TRIPAMA dalam Konteks Cinta Bernegara Bangsa (Nasionalisme)”, Jum’at, 8 November 2024, pukul 09.30 – 11.30 WIB
Dialog interaktif tersebut menampilkan para pembicara Dr. Junaidi, S.Kar., M.Hum. (Dosen ISI Yogyakarta), Bambang Asmoro, S.Sn. (Seniman Dalang), Nanang Hape S.Sn. (Seniman Dalang), dan Bathara Saverigadi Dewandoro (Koregrafer), serta Dr. Ari Prasetyo, S.S., M.Si.
Jum’at, 8 November 2024, pukul 14.00 – 16.00 WIB kembali digelar dialog budaya dengan topic “Makna Inspiratif PANJI Dalam Konteks Pemajuan Pewayangan Indonesia”.
Menghadirkan pembicara Dr. Karsono H. Saputra (Penulis dan Penggiat Budaya), Moe Chiba (Programme Specialist for Culture UNESCO Jakarta), dan Gabriel Laufer (Pecinta Budaya Indonesia).
(dra; foto mm