Visualindonesia.com,-
Visinema Pictures siap menggebrak dunia perfilman nasional lewat film berjudul “13 Bom di Jakarta” yang bergenre aksi-spionase pada 28 Desember tahun ini.
Didukung oleh deretan bintang antara lain, Rio Dewanto, Chicco Kurniawan, Ardhito Pramono, Lutesha, Ganindra Bimo, dan Putri Ayudya, film “13 Bom di Jakarta” menjanjikan deretan aksi dan laga spektakuler. Banyaknya ledakan, adegan tembak-tembakan, dan car chase yang seru, menjadikan film ini salah satu film action terbesar di Indonesia di tahun ini.
Di balik ketegangan dan keseruan “13 Bom di Jakarta” Visinema mengungkap kehebatan akting Rio Dewanto dalam memerankan sosok teroris bernama Arok.
Pada cuplikan behind the scene film “13 Bom di Jakarta” yang diunggah di Youtube Visinema Pictures, Rio Dewanto nampak berbeda dari peran-perannya terdahulu. Bukan hanya tampil garang dengan kumis dan jenggot, Rio pun terlihat bengis dan piawai saat menggunakan senjata api, seperti shotgun dan bazooka.
Rio pun banyak terlibat dalam adegan baku tembak dan perkelahian. Suasana mencekam terasa kental pada adegan di mana Arok menembakkan senjatanya ke atas dan dielu-elukan oleh para pengikutnya.
“Karakter Arok agak sedikit abu-abu, ya. Tergantung dari perspektif mana lo melihat Arok ini,” ungkap Rio Dewanto terhadap tokoh yang diperankannya itu.
Kengerian karakter yang dimainkan Rio pun nampak dipengaruhi latar belakang kompleks hingga menjadikan Arok seorang teroris.
Sosok Arok semakin terlihat misterius di balik topeng teroris yang dikenakannya. Penggunaan topeng ini telah dipikirkan matang-matang oleh tim produksi film “13 Bom di Jakarta”.
“Topeng perlu karena mereka semua teroris dan mereka harus menutup identitasnya,” kata sutradara “13 Bom di Jakarta”, Angga Dwimas Sasongko.
Berdasarkan kesepakatan tim produksi, pemilihan topeng dibuat serealistis mungkin karena karakter Arok sudah dominan dan kuat.
“Akhirnya sepakat kami memilih untuk menggunakan pendekatan yang lebih realistis. Harapannya ketika penonton melihat Arok, rasanya lebih mencekam. Ada rasa takut yang tercipta di antara penonton karena bisa membayangkan ini bisa terjadi, kapan saja, di mana saja,” pungkas Angga terkait film terbarunya ini.
Ardhito Pramono dan Ganindra Bimo pun menggambarkan bagaimana Rio Dewanto sukses menampilkan Arok yang menyeramkan dan berhasil menimbulkan ketakutan di set.
“Gue beneran ketakutan saat itu, sampai nangis,” ungkap Ardhito Pramono.
“Ketakutan, kengerian, serem, cocok lah sama Rio Dewanto,” tambah Ganindra Bimo.
Film “13 Bom di Jakarta” menggambarkan situasi kelam kota Jakarta ketika sekumpulan teroris melancarkan serangan dengan ancaman bom yang disebar di seantero Jakarta. Pemimpin kelompok teroris, Arok, terus menebar teror dengan meledakkan bom setiap 8 jam. Keselamatan seluruh warga Jakarta dipertaruhkan selama komplotan teroris ini belum mendapatkan imbalan senilai keinginan mereka.
Dengan mengusung genre baru, skala produksi yang sangat besar dan menjanjikan hiburan berkualitas, tak salah jika film “13 Bom di Jakarta” menjadi film yang sangat ditunggu pecinta film Indonesia tahun ini. Bersiaplah untuk pengalaman menonton yang luar biasa.
(*/drel; foto ist/tangkaplayar