Visualindonesia, Jakarta,-
Film pendek berjudul “Slander” menjadi debut bagi seorang siswi yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 3, Aliyah Azzahra Adhwa Putri Rajasa. Film karya penulis sekaligus sutradara Bobz Capulet ini rencananya akan di ikut sertakan dalam ajang festival internasional, di antaranya Minikino Film Week dan Balinale Film Festival di Bali, New York Short Film Festival di New York, Genre Celebration Festival di Tokyo, Singapore South Asian International Film Festival di Singapura dan Aspettando Melies di Italia
Anak pertama pasangan Ody Mahendra Rajasa dan Aldila Chereta Warganda itu memang gemar sekali nonton film di Youtube. Menurut Aldila, putri sulungnya itu sangat fokus dan tidak mau diganggu jika sedang menonton film.
“Anak-anak saya memiliki kebiasaan yang berbeda. Sebagai orang tua, saya akan mengarahkan kemampuan mereka sesuai dengan kebiasaan dan pasion mereka. Karena Aliyah suka nonton film, makanya saya arahkan ke dunia film, terutama akting,” ujar Aldila usai nobar film “Slander” di Global Mandiri School, Legenda Cibubur, Rabu (19/6/19).
Suatu saat, Aldila bercerita tentang kebiasaan Aliyah yang gemar sekali nonton film kepada Bobz Capulet, dengan harapan lewat sentuhan dan pengalaman Bobz di dunia perfilman bisa ‘memoles’ Aliyah menjadi aktris profesional.
“Ga disangka, Aliyah yang jarang berkomunikasi dengan orang lain karena terlalu asyik dengan dunianya, justru berubah menjadi sosok yang ceria saat di depan kamera. Nah, dari situlah Bobz meyakinkan saya jika Aliyah bisa diarahkan menjadi seorang aktris,” ungkap ibu empat anak ini sumringah.
Bobz pun yakin kalau Aliyah memiliki bakat terpendam yang akan cemerlang jika ‘diasah’. Kebetulan Bobz punya rencana memproduksi film pendek untuk disertakan dalam beberapa festival. Dalam film itu, Bobz butuh sosok anak yang memiliki karakter kuat sebagai Alita, anak autis yang sulit bicara.
Tanpa banyak pertimbangan peran itu akhirnya menjadi milik Aliyah. Gayung pun bersambut, Aliyah setuju saat disodorkan untuk berperan di film berdurasi 18 menit itu.
Awalnya Aldila sempat ragu, apakah putrinya bisa mengikuti proses produksi film layar lebar yang biasanya relatif lama. Namun keraguan itu sirna ketika Bobz memastikan proses syutingnya tidak akan lebih dari 24 jam.
Selama proses syuting, Aliyah selalu bersemangat dan tidak menunjukan rasa bosan atau kelelahan. Ketika ditanya tentang pengalamannya begadang di lokasi syuting, gadis kelahiran 18 Mei 2010 itu cuma bilang, “Aku senang main film, walaupun syutingnya sampai pagi”.
Sebagai orang tua, Aldila tetap memposisikan putrinya sebagai anak-anak meski nantinya akan sibuk di film-film selanjutnya, aktifitas Aliyah tetap fokus sekolah dan belajar. Aldila akan mengatur jadual Aliyah, kapan harus belajar dan kapan saatnya bersikap sebagai profesional.
“Meski demikian, Aliyah tetaplah anak-anak yang harus dijaga. Saya sih berharap dia bisa merambah dunia perfilman nasional,” harap Aldila.,
Film bergenre horror yang dibintangi Aliyah ini semula berjudul “Malam Pertama”, namun karena akan disertakan dalam ajang festival internasional, judulnya pun diubah menjadi “Slander”.
“Slander” berkisah tentang seorang remaja, Carmen, yang memiliki adik perempuan dengan autisme dan tuna rungu bernama Alita, mengandalkan nalurinya untuk menemukan siapa orang yang telah membunuh ibunya. Sementara di saat yang sama, ia harus melindungi adiknya yang mendapatkan petunjuk jati diri pembunuh ibu mereka.
(drel; foto mm/ist