Mojokerto,-
Sebuah keindahan yang merayakan ‘rasa’ (sense of plurality) yang bersentuhan dengan cita rasa estetik (sense of art), menjadi sebuah harmoni tanpa sekat-sekat negara. Inilah yang diperlihatkan para seniman ASEAN Puppetry Association (APA), dalam pertunjukan bersama “cultural performances” di Pendopo Kabupaten Mojokerto, Jum’at malam (02/12/2016).
Mengisahkan lakon “Ramayana”, cultural performances ini sangat memberi makna; tentang persaudaraan sejati ASEAN. Tentang pentingnya integrasi ASEAN. Menjadikan keserasian fungsi yang lebih kuat untuk meningkatkan hubungan antar manusia di antara negara-negara anggota ASEAN melalui kebudayaan.
Joint Performance ini menampilkan para artis, seperti Mr. Anucha Sumaman (Thailand), Mr. Pangna Phranakhone (Laos), Mr. Mann Kosal, dan Mr. Sang Thorn Chek (Kamboja), PG Kamarudin PG HJ Othman (Brunei Darussalam), Donarose Marzan, dan Kiarra Poblacion (Philippines), Tin Tin Oo, Thet Thet Htwe Oo, dan Myint Mo (Myanmar), Mr. Suzlaifan Sulaimin (Singapore), Bui Duy Hieu, Nguyen Hong Phong, dan Nguyen Ngoc Triu (Vietnam), serta Mr. Wahyu Dunung Raharjo, Mr. Bimo Sinung Widagdo, dan Ms. Santi Dwisaputri (Indonesia).
Turut hadir menyaksikan Presidium Chairman of ASEAN Puppetry Association (APA), Mr. Danny Liwanag (Philippines), Sekjen ASEAN Puppetry Association (APA), Suparmin Sunjoyo (Indonesia), Mr. Prof. Dr. Ghulam (Malaysia), Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, pejabat perwakilan dari Direktur Kerjasama ASEAN fungsional, Kementerian Luar Negeri RI, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, anggota dan Pengurus SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), serta sejumlah tokoh, seniman, budayawan, dan masyarakat Mojokerto sekitarnya.
Sebelumnya, ASEAN Puppetry Festival 2016, menampilkan fragmentasi arak-arakan yang melibatkan 10 wakil-wakil organisasi pewayangan dari negara anggota ASEAN, meliputi Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapore, Thailand dan Vietnam.
Selain menghadirkan pula pertunjukkan dalang cilik putri Ike Nur Kumalasari, siswi SMKN 12 Surabaya, dan Dalang Terbaik Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional, Joko Wicaksono, siswa SDN Banyulegi Dawar Blandong Mojokerto. Keduanya dari Sanggar Candra Siswa Mojokerto, yang tampil melalui pakeliran padat, yang digelar di Pendapa Agung Trowulan, Sabtu (03/12/2016).
Hingga di penghujung acara Festival Wayang ASEAN 2016, berbagai jenis pertunjukan Wayang ASEAN masih digelar seperti gelaran Wayang Air dari Vietnam, Black Theatre dari Philipina, String Puppet (Wayang Tali) dari Myanmar, Shadow Puppet dari Singapore, Human Puppet dari Thailand, dan beberapa jenis pertunjukan Wayang Indonesia lainnya.
(yuri/mul; foto ist